Bagaimana Kita Hidup Bahagia Dalam Kristus
Pada suatu saat dalam hidup kita, dalam hati dan pikiran muncul pertanyaan: Mengapa Tuhan menciptakan saya dan dunia ini? Apa tujuan Tuhan menciptakan dan memberi hidup? Orang itu hidupnya tidak baik, tapi kenapa Tuhan beri dia menjadi kaya? Orang lain hidupnya baik tapi mengapa Tuhan biarkan hidupnya susah?
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak dapat dijawab dengan rasio semata. Perlu iman untuk mengatasinya. Apa itu iman? Iman adalah percaya begitu saja kepada Tuhan.
Jika menggunakan rasio, tujuan hidup ciptaan Tuhan adalah untuk menyenangkan Tuhan semata. Hidup adalah sebuah permainan untuk membuat Tuhan Bahagia. Ciptaan Tuhan adalah pemain. Selayaknya permainan, tentu saja ada aturan-aturannya. Yang menentukan bahwa ada pelanggaran dalam permainan tentu saja Tuhan sang pencipta, bukan pemain.
Sebagai pengitkut Kristus, aturan-aturan permainan kita ketahui dari ajaran-ajaran gereja (misal: 10 perintah Allah, dll.) yang juga disempurnakan oleh pengalaman-pengalaman hidup kita masing-masing. Pengalaman hidup seharusnya membuat orang lebih mengetahui atauran-aturan dalam permainan sehingga dapat bermain semakin baik untuk membahagiakan Tuhan.
Jika hanya bersandar pada diri sendiri, kita tidak akan sanggup untuk menjadi baik. Melalui iman, kita merasakan bahwa kita adalah anak anak Tuhan (Allah Bapa di Surga) dan Dia memberi kita kekuatan yang disebut "rahmat" dalam bentuk-bentuk suci yang dalam gereja kita kenal sebagai SAKRAMEN.
Dalam permainan, para pemain wajib saling menghargai. Setiap manusia sejak awal hidupnya dalam rahim, memiliki martabat yang tidak dapat dirusak karena sejak kekal Allah menghendakinya, mencintainya dan menebusnya. Manusia ditentukan untuk kebahagiaan kekal. Para pemain saling menghargai bukan hanya dari keberhasilan dan prestasi pribadi. Sebab jika demikian mereka yang lemah, sakit atau tidak berdaya menjadi tidak memiliki martabat.
Tuhan juga menghendaki agar manusia bahagia. Bagaimana cara mendapat kebahagiaan? Tuhan Yesus telah bersabda dalam Injil Matius 5:3-12.
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu tidak dapat dijawab dengan rasio semata. Perlu iman untuk mengatasinya. Apa itu iman? Iman adalah percaya begitu saja kepada Tuhan.
Jika menggunakan rasio, tujuan hidup ciptaan Tuhan adalah untuk menyenangkan Tuhan semata. Hidup adalah sebuah permainan untuk membuat Tuhan Bahagia. Ciptaan Tuhan adalah pemain. Selayaknya permainan, tentu saja ada aturan-aturannya. Yang menentukan bahwa ada pelanggaran dalam permainan tentu saja Tuhan sang pencipta, bukan pemain.
Sebagai pengitkut Kristus, aturan-aturan permainan kita ketahui dari ajaran-ajaran gereja (misal: 10 perintah Allah, dll.) yang juga disempurnakan oleh pengalaman-pengalaman hidup kita masing-masing. Pengalaman hidup seharusnya membuat orang lebih mengetahui atauran-aturan dalam permainan sehingga dapat bermain semakin baik untuk membahagiakan Tuhan.
Jika hanya bersandar pada diri sendiri, kita tidak akan sanggup untuk menjadi baik. Melalui iman, kita merasakan bahwa kita adalah anak anak Tuhan (Allah Bapa di Surga) dan Dia memberi kita kekuatan yang disebut "rahmat" dalam bentuk-bentuk suci yang dalam gereja kita kenal sebagai SAKRAMEN.
Dalam permainan, para pemain wajib saling menghargai. Setiap manusia sejak awal hidupnya dalam rahim, memiliki martabat yang tidak dapat dirusak karena sejak kekal Allah menghendakinya, mencintainya dan menebusnya. Manusia ditentukan untuk kebahagiaan kekal. Para pemain saling menghargai bukan hanya dari keberhasilan dan prestasi pribadi. Sebab jika demikian mereka yang lemah, sakit atau tidak berdaya menjadi tidak memiliki martabat.
Tuhan juga menghendaki agar manusia bahagia. Bagaimana cara mendapat kebahagiaan? Tuhan Yesus telah bersabda dalam Injil Matius 5:3-12.